Fenomena beberapa tahun terakhir yang menimpa civitas akademika Indonesia, terutama kalangan Dosen adalah demam Scopus. Berbondong-bondongnya para akademisi yang berburu untuk publikasi pada jurnal-jurnal terindeks ini merupakan dampak dari adanya aturan dan tuntutan Pemerintah. Pemerintah menjadikan publikasi sebagai bagian dari penilaian, baik penilaian angka kredit (PAK) maupun penilaian rating sebuah perguruan tinggi.
Tidak sedikit dosen-dosen Indonesia yang terjebak pada tawaran-tawaran instan untuk publikasi pada jurnal internasional terindeks Scopus, alhasil setelah terbit artikel mereka di “tendang” dari indeks Scopus. Istilah di “tendang” ini sering disebut dengan “discontinue”.
Discontinued Scopus atau dihentikan indeksasinya oleh scopus, hal ini Scopus lakukan karena pihak publisher ditengarai melakukan praktek-praktek tidak terpuji dalam pengelolaan terhadap sebuah artikel yang mereka terbitkan, seperti:
- tidak adanya proses peer-review,
- penerbitan issue secara besar-besaran,
- bahkan pemungutan biaya yang tidak wajar
Agar kita tidak terjebak, berikut kami sampaikan list jurnal terbaru yang mengalami discontinue dari Scopus atau dihentikan indeksasinya oleh scopus.
List Discontinued Scopus per February 2021

Daftar lengkap jurnal yang masuk pada list discontinue scopus sampai pada Februari 2021 dapat dilihat di bawah ini:
[embeddoc url=”https://zhizafcreative.com/wp-content/uploads/2021/02/Discontinued-sources-from-Scopus-feb-2021.xlsx” viewer=”microsoft”]Sumber: https://www.elsevier.com
Sebagai saran, agar tidak terjebak pada jurnal-jurnal predator, silahkan lihat postingan sebelumnya dengan judul: Predatory Journal? Agar tidak salah pilih Jurnal
Sekian informasi dari kami, Semoga bermanfaat..
Salam Berbagi
UPDATE : Discontinued Scopus March 2021